Jumat, 28 Juli 2017

puisi sebelum tidur :)



Nyamuk & kantuk

Kantuku tak kunjung datang
Mata terpejam tak kunjung lelap
Fikiran terlayang-layang
Asik terbayang
Tuan seorang
Mengiang-ngiang
Mendengung-dengung
Nyamuk seraya berkata
Terlelaplah jiwa
Supaya aku lebih leluasa
Haha,,
Kekanan, kekiri
Tersengeh-sengeh geli
Mengingat kejadian siang tadi
Ketika aku.................................
Hap,,
Dapat, lezat darah mu
Aku larut dalam tidurku

makalah kerajaan rokan IV koto



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kabupaten rokan hulu merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi riau yang memiliki kekayaan sejarah yang luar biasa. Kekentalan nya bahkan sudah tercatat sejak abad ke-13 dalam buku negara kartagama empu prapanca yang hidup di masa kejayaan kerajaan majapahit di bumi nusantara tahun 1364 masehi.
Pada abad ke-14 hingga abad ke-15 kerajaan kota tua di perintah oleh keturunan dari sultan saidi saudara sultan sujak yang di jelaskan dalam buku sulalatus salatin, yanng menyatakan bahwa raja rokan itu anak sultan saidi saudara sultan sujak. Pada abad ke-15, kerajaan rokan tua sempat di perintah oleh sultan harimau dan sultan jenggot.
Kerajaan rokan ini berpusat di koto intan, suatu tempat dekat kotolamo dan berpindah ke pakaitan dan akhirnya pindah ke rantau kasai (siarang-arang). Tidak ada nukilan  sejarah bagaimana suasana saat itu, tapi di percaya kerajaan rokan tua berhasil membawa kesejahteraan kepada rakyatnya.
Namun tidak ada yang kekal, kerajaan kota tua pun terpecah belah. Masing-masing kawasan bekas kekuasaan kerajaan rokan tua mendirikan kerajaan baru. Tiga kerajaan berdiri di rokan hilir dan lima kerajaan berdiri dikawasan rokan kanan atau rokan hulu saat ini.
Tiga kerajaan di rokan hilir ini meliputi kerajaan kubu dengan ibukota teluk merbau, kerajaan bangko dengan ibunegerinya bantaian dan kerajaan tanah putih dengan pusat kota nya di tanah putih.
Sementara di kawasan rokan hulu, berdiri lima kerajaan yakni kerajaan tambusai dengan pusat pemerintahan di dalu-dalu, kerajaan rambah dengan ibu negerinya pasirpengarayan, kerajaan kepenuhan dengan ibukotanya koto tengah, kerajaan rokan IV koto dengan pusat pemerintahan di rokan, dan kerajaan kuntodarussalam dengan ibukotanya di kotolamo.

1.2 Rumusan Masalah   
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:
·         Bagaimana latar belakang kerajaan rokan IV koto ?
·         Bagaimana  sejarah kerajaan rokan IV koto?
·         Bagaimana proses masuknya penjajahan belanda ke kerajaan rokan IV koto?
·       Bagaimana struktur pemerintahan kerajaan rokan?
·       Dimana letak kerajaan rokan IV koto?
·       Bagaimana bentuk istana kerajaan rokan IV koto?

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
·           Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah sejarah melayu 1
·         Mengetahui latar belakang kerajaan rokan IV koto
·         Memahami sejarah kerajaan rokan IV koto.
·         Mengetahui proses masuknya penjajahan belanda di kerajaan roakan IV koto.
·         Memahami struktur pemerintahan kerajaan roakan.
·         Mengetahui letak kerajaan rokan IV koto.
·         Memahami bentuk peninggalan kerajaan rokan berupa istana.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      kerajaan rokan IV koto
Kerajaan tambusai berhubungan baik dengan kerajaan kerajaan dalam luhak rokan. Keempat kerajaan ini  ( tambusai, rambah, kepenuhan, kunto darusalam ), masing-masing berhubungan erat. Tanda kebesaran keempat kerajaan disamakan. Bendera masing-masing raja adalah bendera kuning, sedangkan datuk-datuknya bendera hitam.
Kerajaan rokan IV koto terlepas dari ikatan kesatuan diatas. Kerajaan rokan IV koto berdiri sendiri. Daerah perkampungan terbesar pada mulanya adalah rokan,pendalian, sekeban, dan lubuk bendehara. Atas dasar itulah di sebut rokan IV koto.
Masuknya islam ke kerajaan rokan IV koto di pelopori oleh sultan rimau dari kerajaan kunto darusalam. Sultan rimau menetap disebuah negeri dibukit diantara lubuk bendahara dan rokan. Tempat ini lah pusat penyebaran islam di daerah rokan IV koto. Tempat ini disebut pula temoat tunduk sembahyanng atau takhluk sembahyang. Sehingga sampai sekarang di kenal dengan teluk sembahyang. Raja yang memerintah dalam kerajaan rokan IV koto ini bergelar sultan.
Pakih saleh merupakan anak dari imam maulana ia dididik di minangkabau. Setelah mendapat pendidikan pakih soleh kembali ke rokan IV koto. Disini ia berselisih dengan sultan mahmud. Pertikaian diakhiri dengan kemenangan dipihak pakih saleh kemudian dikenal sebagai haji mohammad saleh atau tuanku tambusai. Sejak tuanku tambusai memerintah, pemimpin tambusai bukan lagi berasal dari keturunan bangsawan.
     

  2.1.1.  Masuknya penjajahan belanda di kerajaan rokan IV koto
Setelah beberapa daerah yang berdekatan dengan daerah rokan dikuasai belanda, maka tiba saatnya belanda memasuki daerah rokan, ketika belanda memasuki rokan IV koto, ternyata rakyat rokan IV koto tidak melakukan perlawanan, hal ini disebabkan tidak mungkan menghalangi majunya pasukan belanda mengingat  kekuatan dan persenjataan belanda jauh lebih baik. Di samping itu untuk menghindari pertumpahan darah. Pada tahun 1901, belanda memasuki rokan dan menempatkan seorang kontroleur pertama bernama Quast. Kemudian belanda secara berangsur-angsur memasuki daerah-daerah lainnya.
Pada tahun 1902, belanda menduduki pasir pangaraian. Karena pasir pangaraian sangat strategis, maka pusat pemerintahan belanda dipindahkan dari rokan IV Koto ke pasirpangaraian. Maka oleh sebab itu ibukota rokan hulu adalah pasirpangaraian Hingga sampai sekarang.
Susana tenang dan damai di kehidupan masyarakat rokan IV koto pada masa itu terganggu denngan datangnya penjajah belanda. Perang melawan kolonial belanda pecah di mana-mana. Kerajaan-kerajaan yang berada di rokan pun terpaksa tunduk kepada belanda. Pada tahun 1905 kerajaan-kerjaan dalam wilayah rokan, salah satunya kerajaan rokan IV koto, mengikat perjanjian dengan belanda.
Dalam perjanjian tersebut, pihak belanda mengakui berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut akan tetepi setiap peraturan kerajaan harus mendapat pengesahan dari perwakilan belanda. Jika tidak dapat pengesahan dari perwakilan belanda, peraturan tersebut tidak bisa berlaku. Kondisi itu baru berakhir ketika belanda kalah dalam perang yang melawan jepang yang menjadi penjajah baru di daerah rokan.


  2.1.2.      Struktur pemerintahan
Kekuasaan raja-raja dan kerapatan adat berada dibawah kekuasaan belanda. Struktur pemerintahan ranja-raja beserta stafnya adalah sebagai berikut :
1.      Golongan Raja-Raja
·         Raja dan tengku-tengku
·         Datuk-datuk
·         Rakyat
2.      Golongan masyarakat
·         Pihak raja/tengku-tengku
·         Anak raja
·         Rakyat umum dari 9 suku, dan
·         Nambah ( yang dihukum oleh raja )
3.      Golongan perekonomian
Sumber penghasilan rakyat rokan IV koto pada waktu itu di peroleh dari pertanian. Sumber penghasilan raja berupa belasting ( pajak kekayaan ), uang rodi (perbaikan), pencong alas (hutan), denda-denda. Penghasilan penjualan karcis pasar, karcis penyeberaangan, dan hak tanah.
4.      Golongan pendidikan
Pendidikan di daerah rokan IV koto pada saat itu tersedia sampai tingkat volkschool 6 tahun. Sekolah ini terdapat di pasirpangaraian. Yang palig menonjol adalah sekolah agama, terbukti di koto tengah terdapat pesantren yang menyediakan pemondokan bagi murid-murid yang datang dari luar daerah.

2.1.3     letak kerajaan rokan IV koto
Rokan terletak sekitar +/- 300 km dari pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau. Rokan IV Koto terdapat bahan baku pertambangan yaitu batu bara dan batuan Kapur (bahan dasar semen), lokasi batu bara terdapat di sebelah barat sekitar +/20 km dari ibu kota kecamatan. beberapa objek wisata yang terdapat di Rokan yaitu : Istana Rokan, Air terjun ( Ujan Lobek ),makam - makam Raja Rokan, Goa, Wisata alam pemandangan sungai, Air terjun Sungai Tolang, dan masih banyak lagi.
Prospek kedepan di kecamatan Rokan IV koto adalah prospek eksploitasi batu bara, dan pabrik semen yang akan menjadikan Rokan IV koto semakin berkembang. Saat ini perkembangan Rokan sudah semakin pesat, jalan-jalan utama untuk menuju Rokan Sudah diperbaiki hampir sempurna. Rokan IV Koto memilki beberapa situs cagar budaya yang menjadi koleksi bukti keberadaan sejarah dimasa lampau, terdapatnya sebuah istana kerajaan yang terletak di Rokan. Istana ini sejak dibangun masih memiliki bagian asli seperti dinding, ukiran - ukiran nya, Kepala Desa sekarang : pjs. Fuaddi, S.Sos
Kerajaan rokan IV koto terletak berdampingan dengan kerajaan kuntodarussalam yang sama-sama terletak di kawasan rokan kiri. Sedangkan tiga kerajaan lainnya terletak di kawasan rokan kanan, yakni kerajaan tambusai, kerajaan rambah, dan kerajaan kepenuhan.
Istana rokan IV koto ini merupakan satu-satunya istana kerajaan yanng tersisa di kabupaten rokan hulu hingga saat ini. Sedangkan kompleks istana empat kerajaan lainnya sudah hilang di telan zaman.






2.1.4. istana kerajaan IV koto

            Istana kerajaan rokan IV koto ini merupakan peninggalan dari sejarah kerajaan rokan koto, banyak yang bilang istana ini di sebut juga dengan nama istana berukir naga karena hampir di setiap bagian sisi dari istana ini terdapat kayu yang berukiran gambar naga.
Istana kerajaan IV koto ini berjarak 64 KM dari ibu kota kabupaten rokan hulu, pasir pangaraian. Dapat di tempuh dengan kendaraan apa saja. Selain itu istana ini juga dapat di tempuh dari kota ujung batu dengan jarak yang lebih dekat.
Kompleks istana ini meniliki luas sekitar empat hektar dan di pagar dengan ketinggian satu meter. Istana rokan IV koto merupakan bangunan yang paling megah di kompleks istana tersebut.bangunan istana berupa rumah panggung yang terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama merupakan ruang pertemuan raja serta  beberapa kamar raja dan tingkat ke dua merupakan ruamg pribadi raja.
 Di bagian depan lantai satu istana rokan IV koto ada empat buah jendela satu pintu, dan satu pintu masuk ruang istana yang berukuran besar. Sedangkan di samping kiri dan kanan terdapat masing-masing satu jendela memiliki kain gorden berwarna kuning.
Pada lantai dua yang lebih berukuran kecil ada tiga pintu jendela di bagian depan dan satu jendela di bagian samping. Penempatan dan struktur rumah tampak penuh estetika dan unik. Keelokan ini makin di padu dengan beranda istana dengan tiga tangga masuk.
Dinding istana yang terbuat dari kayu dan di beri sentuhan cat berwarna kuning lembut dan kuning keemasan terang, yang merupakan perlambangan dari kemakmuran. Ada keagungan yang terpancar dari istana ini ketika memandangnya dari luar.
Sedangkan arsitektur atapnya bersilam\ng di bagian ujung dan lantai pada bagian bawahnya. Atapnya terbuat dari atap seng yang sudah berwarna kecoklatan yang sudah dimakan usia.
Tidak di ketahui persis kapan atap istana tersebut diganti dari atap sebelumnya. Namun yang jelas istana rokan IV koto ini di perkirakan sudah berusia lebih dari 210 tahun.
Meskipun terbuat dari kayu istana ini tetap berdiri kokoh, mungkin ini di sebabkan kayu-kayu istana tersebut merupakan kayu pilihan yang memang bisa berusia ratusan tahun.
Masing-masing tiang mempunyai motif ukiran yang di bedakan satu dengan yang lain nya, di beranda ini terdapat enam tiang. Empat tiang di beranda mewakili suku asli di rokan IV koto dan dua tianng lainnya melambangkan dua suku yang datang kemudian.
Dibeberapa bagian istana terdapat ukiran motif naga, kalajengking dan sulur-suluran. Ada juga cumonde yang dibuat dengan motif naga sedanng mengarungi sungai lengkap dengan motif sulur-sulurannya.
Pada bagian dinding luar istsana juga terdapat dua buah ukiran dangan motif naga yangn melambangkan raja dan ratu kerajaan tersebut.ukiran juga terdapat pada tiang-tiang beranda serata disetiap bagian anak tangga menuju pintu masuk istana.
Didalam istana terdapat ruang pertemuan kerajaan. Didalam ruang pertemuan tersebutlah raja rokan IV koto menggelar pertemuan-pertemuan penting dengan kalanan-kalangan bangsawan, alim ulama dan tokoh adat. Ruang pertemuan jini juga menjadi tempat untuk menerima tamu yang datang kekerajaan rokan IV koto.
Kondisi ruang pertemuan istana tersebut sangat menarik dan elok di pandang mata. Di bagian dinding dalamnya dilapisi dengan kain tirai panjang berwarna kuning keemasan dan berbagai hiasan lainnya yang juga berwarna keemasan.
Sementara di langit-langit istana juga di lapisi kain yang berwarna hijau dan merah. Pada masing-masing ujung kain yang di bentuk bujur sangkar dan limas ini terdapat hiasan-hiasan yang sangat cantik di pandang mata.
Pada bagian lantai, terhampar tikar anyaman rotan yang tersusun rapi. Pada saat kaki menginjakan lantai, terasa hawa hangat pada telapak kaki . ini berbeda dengan laniat semen yang terasa dingin.
Di bagian salah satu ujung rumah, terdapat singgasana raja rokan IV koto. Singgasana ini terletak lebih tinggi dari lantai. Di singgasana yang empuk tersebut ada juga bantal-bantal untuk sandaran atau alas duduk bersulam emas. Disebelah kiri dan kanan singgasana ada payung raja berwarna keemasan. Pada setiap ujung-ujung payung ada hiasan-hiasan keemasan.
Warna kuning keemasan yang sangat dominan pada singgasana raja rokan jelas memperlihatkan keagungan. Sedangkan di sebelah di sebelah kiri dan sebelah kanan dari singgasana raja, terdapat bantalan duduk memanjang dengan ketebalan sepuluh centimeter. Tempat duduk tersebut di peruntukkan untuk kaum bangsawan, Alim ulama, tokoh adat dan tamu yang datang berkunjung.
Di bagian dinding dalam istana juga terdapat ukiran dua naga yang sedang beradu. Ukiran ini semakin indah karena di beri sentuhan cat berwarna kuning keemasan yang terlihat mengkilat dan gemerlap.selain ruang pertemuan, istana rokan IV koto juga memiliki dua buah ruangan poserek atau bilik atau kamar kerajaan yang di pergunakan raja, permaisuri dan keluarga kerajaan untuk beristirahat. Ruangan tersebut tentunya akan sangat indah.
Di dalam istana juga terdapat satu anak tangga untuk ke loteng tingkat pertama dengan areal yang tidak begitu luas. Di loteng ini terdapat anak tangga kecil untuk naik ke tinggat kedua, yang merupakan tempat raja ada permaisuri beristirahat.
Ruangan ini sangat pribadi sekali dan tidak seorangpun di perkenakan masuk tanpa seizin raja permaisuri. Dari tingkat paling atas ini, raja bisa melihat dengan jelas suasana di sekitar istana kerajaan.
Di depan istana terdapat rumah datuk bendahara kerajaan dan beberapa rumah adat pesukan. Rumah yang disebut dengan rumah pagodaan dalam bahasa melayu rokan ini sengaja dibangun untuk merefleksi suku-suku yang ada di kerajaan rokan IV koto diantaranya suku mais, suku modang, suku melayu, dan suku minangkabau.
Rumah suku ini didiami oleh ketua suku beserta keluarganya secara turun temurun. Beberapa rumah suku tersebut juga memiliki ukiran yang sangat indah, sesuai dengan ukiran melayu rokan pada saat itu. Saat ini rumah-rumah pada kompleks istana istana rokan IV koto tersebut masih ada yang didiami dan sebagian lain nya sudah kosong dan menjadi simbol pelengkap sejarah istana rokan rokan IV koto.
Selain rumah dan benda cagar alam lainnya, kompleks istana ini juga dilenggkapi beberapa makam raja IV koto dan para tetua suku yang tinggal di dalam kompleks istana rokan IV koto.














BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Kerajaan rokan IV koto di perkirakan telah berdiri sejak abad ke 18, usai runtuhnya kerajaan rokan tua. Selain kerajaan rokan IV koto, turut berdiri pula di kawasan rokan hulu ini kerajaan tambusai dengan pusat pemerintahan di dalu-dalu, kerajaan rambah dengan ibu negerinya pasir pangaraian, kerajan kepenuhan dengan ibu kotanya koto tengah dan kerajaan kuntodarussalam dengan ibu kotanya kotolamo.

3.2.      Saran
Kita harus melestarikan kebudayaan di negara ini dan harus menjaga peninggalan yang ada sejak zaman dahulu. Dan kehidupan sejarah masa lalu harus dijadikan pedoman supaya kita tidak hidup terbelakang seperti dulu, tetapi harus semakin maju dan maju seperti alur zaman. Diharapkan setelah membaca makalah ini kita dapat menambah wawasan mengenai sejarah kebudayaan yang ada di daerah kita ini. Dan semoga kita bisa menjaga peninggalannya sebagai warisan kebudayaan.
                                                                   
















DAFTAR PUSTAKA

Tim universitas riau. 2006. Sejarah riau, masa kolonialisme hingga kemerdekaan RI. Pekanbaru : PT Sutra Benta Perkasa
Gema riau. 1971-1972. Riau dalam perang kemerdekaan 194-1949. Tahun V
Jawatan penerangan provinsi sumatra tengah. Republik indonesia. Provinsi sumatra rengah.
Nurbahrij, yusuf. 1966. Riau dan sahamnya dalam revolusi jilid 1. Pekanbaru: UP Telaga karya.