BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten rokan hulu merupakan salah satu kabupaten
yang ada di provinsi riau yang memiliki kekayaan sejarah yang luar biasa.
Kekentalan nya bahkan sudah tercatat sejak abad ke-13 dalam buku negara
kartagama empu prapanca yang hidup di masa kejayaan kerajaan majapahit di bumi
nusantara tahun 1364 masehi.
Pada abad ke-14 hingga abad ke-15 kerajaan kota tua di
perintah oleh keturunan dari sultan saidi saudara sultan sujak yang di jelaskan
dalam buku sulalatus salatin, yanng menyatakan bahwa raja rokan itu anak sultan
saidi saudara sultan sujak. Pada abad ke-15, kerajaan rokan tua sempat di
perintah oleh sultan harimau dan sultan jenggot.
Kerajaan rokan ini berpusat di koto intan, suatu
tempat dekat kotolamo dan berpindah ke pakaitan dan akhirnya pindah ke rantau
kasai (siarang-arang). Tidak ada nukilan
sejarah bagaimana suasana saat itu, tapi di percaya kerajaan rokan tua
berhasil membawa kesejahteraan kepada rakyatnya.
Namun tidak ada yang kekal, kerajaan kota tua pun
terpecah belah. Masing-masing kawasan bekas kekuasaan kerajaan rokan tua
mendirikan kerajaan baru. Tiga kerajaan berdiri di rokan hilir dan lima
kerajaan berdiri dikawasan rokan kanan atau rokan hulu saat ini.
Tiga kerajaan di rokan hilir ini meliputi kerajaan kubu
dengan ibukota teluk merbau, kerajaan bangko dengan ibunegerinya bantaian dan
kerajaan tanah putih dengan pusat kota nya di tanah putih.
Sementara di kawasan rokan hulu, berdiri lima kerajaan
yakni kerajaan tambusai dengan pusat pemerintahan di dalu-dalu, kerajaan rambah
dengan ibu negerinya pasirpengarayan, kerajaan kepenuhan dengan ibukotanya koto
tengah, kerajaan rokan IV koto dengan pusat pemerintahan di rokan, dan kerajaan
kuntodarussalam dengan ibukotanya di kotolamo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diuraikan
adalah sebagai berikut:
·
Bagaimana
latar belakang kerajaan rokan IV koto ?
· Bagaimana sejarah
kerajaan rokan IV koto?
· Bagaimana
proses masuknya penjajahan belanda ke kerajaan rokan IV koto?
· Bagaimana struktur pemerintahan
kerajaan rokan?
· Dimana letak kerajaan rokan IV koto?
· Bagaimana bentuk istana kerajaan
rokan IV koto?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
· Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah sejarah melayu 1
·
Mengetahui latar
belakang kerajaan rokan IV koto
·
Memahami sejarah kerajaan rokan IV koto.
·
Mengetahui proses masuknya penjajahan belanda di kerajaan roakan IV koto.
·
Memahami struktur pemerintahan kerajaan roakan.
·
Mengetahui letak kerajaan rokan IV koto.
·
Memahami bentuk peninggalan kerajaan rokan berupa istana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. kerajaan
rokan IV koto
Kerajaan
tambusai berhubungan baik dengan kerajaan kerajaan dalam luhak rokan. Keempat
kerajaan ini ( tambusai, rambah,
kepenuhan, kunto darusalam ), masing-masing berhubungan erat. Tanda kebesaran
keempat kerajaan disamakan. Bendera masing-masing raja adalah bendera kuning,
sedangkan datuk-datuknya bendera hitam.
Kerajaan
rokan IV koto terlepas dari ikatan kesatuan diatas. Kerajaan rokan IV koto
berdiri sendiri. Daerah perkampungan terbesar pada mulanya adalah
rokan,pendalian, sekeban, dan lubuk bendehara. Atas dasar itulah di sebut rokan
IV koto.
Masuknya
islam ke kerajaan rokan IV koto di pelopori oleh sultan rimau dari kerajaan
kunto darusalam. Sultan rimau menetap disebuah negeri dibukit diantara lubuk
bendahara dan rokan. Tempat ini lah pusat penyebaran islam di daerah rokan IV
koto. Tempat ini disebut pula temoat tunduk sembahyanng atau takhluk
sembahyang. Sehingga sampai sekarang di kenal dengan teluk sembahyang. Raja
yang memerintah dalam kerajaan rokan IV koto ini bergelar sultan.
Pakih saleh
merupakan anak dari imam maulana ia dididik di minangkabau. Setelah mendapat
pendidikan pakih soleh kembali ke rokan IV koto. Disini ia berselisih dengan
sultan mahmud. Pertikaian diakhiri dengan kemenangan dipihak pakih saleh
kemudian dikenal sebagai haji mohammad saleh atau tuanku tambusai. Sejak tuanku tambusai memerintah, pemimpin
tambusai bukan lagi berasal dari keturunan bangsawan.
2.1.1. Masuknya penjajahan belanda di kerajaan rokan IV koto
Setelah beberapa daerah yang berdekatan dengan daerah
rokan dikuasai belanda, maka tiba saatnya belanda memasuki daerah rokan, ketika
belanda memasuki rokan IV koto, ternyata rakyat rokan IV koto tidak melakukan
perlawanan, hal ini disebabkan tidak mungkan menghalangi majunya pasukan
belanda mengingat kekuatan dan
persenjataan belanda jauh lebih baik. Di samping itu untuk menghindari
pertumpahan darah. Pada tahun 1901, belanda memasuki rokan dan menempatkan
seorang kontroleur pertama bernama Quast. Kemudian belanda secara
berangsur-angsur memasuki daerah-daerah lainnya.
Pada tahun 1902, belanda menduduki pasir pangaraian.
Karena pasir pangaraian sangat strategis, maka pusat pemerintahan belanda
dipindahkan dari rokan IV Koto ke pasirpangaraian. Maka oleh sebab itu ibukota
rokan hulu adalah pasirpangaraian Hingga sampai sekarang.
Susana
tenang dan damai di kehidupan masyarakat rokan IV koto pada masa itu terganggu
denngan datangnya penjajah belanda. Perang melawan kolonial belanda pecah di
mana-mana. Kerajaan-kerajaan yang berada di rokan pun terpaksa tunduk kepada
belanda. Pada tahun 1905 kerajaan-kerjaan dalam wilayah rokan, salah satunya
kerajaan rokan IV koto, mengikat perjanjian dengan belanda.
Dalam
perjanjian tersebut, pihak belanda mengakui berdirinya kerajaan-kerajaan
tersebut akan tetepi setiap peraturan kerajaan harus mendapat pengesahan dari
perwakilan belanda. Jika tidak dapat pengesahan dari perwakilan belanda,
peraturan tersebut tidak bisa berlaku. Kondisi itu baru berakhir ketika belanda
kalah dalam perang yang melawan jepang yang menjadi penjajah baru di daerah
rokan.
2.1.2.
Struktur pemerintahan
Kekuasaan raja-raja dan kerapatan adat berada dibawah
kekuasaan belanda. Struktur pemerintahan ranja-raja beserta stafnya adalah
sebagai berikut :
1.
Golongan Raja-Raja
·
Raja dan tengku-tengku
·
Datuk-datuk
·
Rakyat
2.
Golongan masyarakat
·
Pihak raja/tengku-tengku
·
Anak raja
·
Rakyat umum dari 9 suku, dan
·
Nambah ( yang dihukum oleh raja )
3.
Golongan perekonomian
Sumber
penghasilan rakyat rokan IV koto pada waktu itu di peroleh dari pertanian.
Sumber penghasilan raja berupa belasting ( pajak kekayaan ), uang rodi
(perbaikan), pencong alas (hutan), denda-denda. Penghasilan penjualan karcis
pasar, karcis penyeberaangan, dan hak tanah.
4.
Golongan pendidikan
Pendidikan
di daerah rokan IV koto pada saat itu tersedia sampai tingkat volkschool 6
tahun. Sekolah ini terdapat di pasirpangaraian. Yang palig menonjol adalah
sekolah agama, terbukti di koto tengah terdapat pesantren yang menyediakan pemondokan
bagi murid-murid yang datang dari luar daerah.
2.1.3 letak
kerajaan rokan IV koto
Rokan terletak sekitar +/- 300 km dari pekanbaru, Ibu
Kota Provinsi Riau. Rokan IV Koto terdapat bahan baku pertambangan yaitu batu
bara dan batuan Kapur (bahan dasar semen), lokasi batu bara terdapat di sebelah
barat sekitar +/20 km dari ibu kota kecamatan. beberapa objek wisata yang
terdapat di Rokan yaitu : Istana Rokan, Air terjun ( Ujan Lobek ),makam -
makam Raja Rokan, Goa, Wisata alam pemandangan sungai, Air terjun Sungai
Tolang, dan masih banyak lagi.
Prospek kedepan di kecamatan Rokan IV koto adalah prospek eksploitasi batu
bara, dan pabrik semen yang akan menjadikan Rokan IV koto semakin berkembang.
Saat ini perkembangan Rokan sudah semakin pesat, jalan-jalan utama untuk menuju
Rokan Sudah diperbaiki hampir sempurna. Rokan IV Koto memilki beberapa situs
cagar budaya yang menjadi koleksi bukti keberadaan sejarah dimasa lampau,
terdapatnya sebuah istana kerajaan yang terletak di Rokan. Istana ini sejak
dibangun masih memiliki bagian asli seperti dinding, ukiran - ukiran nya, Kepala
Desa sekarang : pjs. Fuaddi, S.Sos
Kerajaan
rokan IV koto terletak berdampingan dengan kerajaan kuntodarussalam yang
sama-sama terletak di kawasan rokan kiri. Sedangkan tiga kerajaan lainnya
terletak di kawasan rokan kanan, yakni kerajaan tambusai, kerajaan rambah, dan
kerajaan kepenuhan.
Istana rokan IV koto ini merupakan satu-satunya istana kerajaan yanng
tersisa di kabupaten rokan hulu hingga saat ini. Sedangkan kompleks istana
empat kerajaan lainnya sudah hilang di telan zaman.
2.1.4.
istana kerajaan IV koto
Istana
kerajaan rokan IV koto ini merupakan peninggalan dari sejarah kerajaan rokan
koto, banyak yang bilang istana ini di sebut juga dengan nama istana berukir
naga karena hampir di setiap bagian sisi dari istana ini terdapat kayu yang
berukiran gambar naga.
Istana kerajaan IV koto ini berjarak 64 KM dari ibu kota kabupaten rokan
hulu, pasir pangaraian. Dapat di tempuh dengan kendaraan apa saja. Selain itu
istana ini juga dapat di tempuh dari kota ujung batu dengan jarak yang lebih
dekat.
Kompleks istana ini meniliki luas sekitar empat hektar dan di pagar dengan
ketinggian satu meter. Istana rokan IV koto merupakan bangunan yang paling
megah di kompleks istana tersebut.bangunan istana berupa rumah panggung yang
terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama merupakan ruang pertemuan raja
serta beberapa kamar raja dan tingkat ke
dua merupakan ruamg pribadi raja.
Di bagian depan lantai satu istana
rokan IV koto ada empat buah jendela satu pintu, dan satu pintu masuk ruang
istana yang berukuran besar. Sedangkan di samping kiri dan kanan terdapat
masing-masing satu jendela memiliki kain gorden berwarna kuning.
Pada lantai dua yang lebih berukuran kecil ada tiga pintu jendela di bagian
depan dan satu jendela di bagian samping. Penempatan dan struktur rumah tampak
penuh estetika dan unik. Keelokan ini makin di padu dengan beranda istana
dengan tiga tangga masuk.
Dinding istana yang terbuat dari kayu dan di beri sentuhan cat berwarna
kuning lembut dan kuning keemasan terang, yang merupakan perlambangan dari
kemakmuran. Ada keagungan yang terpancar dari istana ini ketika memandangnya
dari luar.
Sedangkan arsitektur atapnya bersilam\ng di bagian ujung dan lantai pada
bagian bawahnya. Atapnya terbuat dari atap seng yang sudah berwarna kecoklatan
yang sudah dimakan usia.
Tidak di ketahui persis kapan atap istana tersebut diganti dari atap
sebelumnya. Namun yang jelas istana rokan IV koto ini di perkirakan sudah
berusia lebih dari 210 tahun.
Meskipun terbuat dari kayu istana ini tetap berdiri kokoh, mungkin ini di
sebabkan kayu-kayu istana tersebut merupakan kayu pilihan yang memang bisa
berusia ratusan tahun.
Masing-masing tiang mempunyai motif ukiran yang di bedakan satu dengan yang
lain nya, di beranda ini terdapat enam tiang. Empat tiang di beranda mewakili
suku asli di rokan IV koto dan dua tianng lainnya melambangkan dua suku yang
datang kemudian.
Dibeberapa bagian istana terdapat ukiran motif naga, kalajengking dan
sulur-suluran. Ada juga cumonde yang dibuat dengan motif naga sedanng
mengarungi sungai lengkap dengan motif sulur-sulurannya.
Pada bagian dinding luar istsana juga terdapat dua buah ukiran dangan motif
naga yangn melambangkan raja dan ratu kerajaan tersebut.ukiran juga terdapat
pada tiang-tiang beranda serata disetiap bagian anak tangga menuju pintu masuk
istana.
Didalam istana terdapat ruang pertemuan kerajaan. Didalam ruang pertemuan
tersebutlah raja rokan IV koto menggelar pertemuan-pertemuan penting dengan
kalanan-kalangan bangsawan, alim ulama dan tokoh adat. Ruang pertemuan jini
juga menjadi tempat untuk menerima tamu yang datang kekerajaan rokan IV koto.
Kondisi ruang pertemuan istana tersebut sangat menarik dan elok di pandang
mata. Di bagian dinding dalamnya dilapisi dengan kain tirai panjang berwarna
kuning keemasan dan berbagai hiasan lainnya yang juga berwarna keemasan.
Sementara di langit-langit istana juga di lapisi kain yang berwarna hijau
dan merah. Pada masing-masing ujung kain yang di bentuk bujur sangkar dan limas
ini terdapat hiasan-hiasan yang sangat cantik di pandang mata.
Pada bagian lantai, terhampar tikar anyaman rotan yang tersusun rapi. Pada
saat kaki menginjakan lantai, terasa hawa hangat pada telapak kaki . ini
berbeda dengan laniat semen yang terasa dingin.
Di bagian salah satu ujung rumah, terdapat singgasana raja rokan IV koto.
Singgasana ini terletak lebih tinggi dari lantai. Di singgasana yang empuk
tersebut ada juga bantal-bantal untuk sandaran atau alas duduk bersulam emas.
Disebelah kiri dan kanan singgasana ada payung raja berwarna keemasan. Pada
setiap ujung-ujung payung ada hiasan-hiasan keemasan.
Warna kuning keemasan yang sangat dominan pada singgasana raja rokan jelas
memperlihatkan keagungan. Sedangkan di sebelah di sebelah kiri dan sebelah
kanan dari singgasana raja, terdapat bantalan duduk memanjang dengan ketebalan
sepuluh centimeter. Tempat duduk tersebut di peruntukkan untuk kaum bangsawan,
Alim ulama, tokoh adat dan tamu yang datang berkunjung.
Di bagian dinding dalam istana juga terdapat ukiran dua naga yang sedang
beradu. Ukiran ini semakin indah karena di beri sentuhan cat berwarna kuning
keemasan yang terlihat mengkilat dan gemerlap.selain ruang pertemuan, istana
rokan IV koto juga memiliki dua buah ruangan poserek atau bilik atau kamar
kerajaan yang di pergunakan raja, permaisuri dan keluarga kerajaan untuk
beristirahat. Ruangan tersebut tentunya akan sangat indah.
Di dalam istana juga terdapat satu anak tangga untuk ke loteng tingkat
pertama dengan areal yang tidak begitu luas. Di loteng ini terdapat anak tangga
kecil untuk naik ke tinggat kedua, yang merupakan tempat raja ada permaisuri
beristirahat.
Ruangan ini sangat pribadi sekali dan tidak seorangpun di perkenakan masuk
tanpa seizin raja permaisuri. Dari tingkat paling atas ini, raja bisa melihat
dengan jelas suasana di sekitar istana kerajaan.
Di depan istana terdapat rumah datuk bendahara kerajaan dan beberapa rumah
adat pesukan. Rumah yang disebut dengan rumah pagodaan dalam bahasa melayu
rokan ini sengaja dibangun untuk merefleksi suku-suku yang ada di kerajaan
rokan IV koto diantaranya suku mais, suku modang, suku melayu, dan suku
minangkabau.
Rumah suku ini didiami oleh ketua suku beserta keluarganya secara turun
temurun. Beberapa rumah suku tersebut juga memiliki ukiran yang sangat indah,
sesuai dengan ukiran melayu rokan pada saat itu. Saat ini rumah-rumah pada
kompleks istana istana rokan IV koto tersebut masih ada yang didiami dan
sebagian lain nya sudah kosong dan menjadi simbol pelengkap sejarah istana
rokan rokan IV koto.
Selain rumah dan benda cagar alam lainnya, kompleks istana ini juga
dilenggkapi beberapa makam raja IV koto dan para tetua suku yang tinggal di
dalam kompleks istana rokan IV koto.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kerajaan
rokan IV koto di perkirakan telah berdiri sejak abad ke 18, usai runtuhnya
kerajaan rokan tua. Selain kerajaan rokan IV koto, turut berdiri pula di
kawasan rokan hulu ini kerajaan tambusai dengan pusat pemerintahan di dalu-dalu,
kerajaan rambah dengan ibu negerinya pasir pangaraian, kerajan kepenuhan dengan
ibu kotanya koto tengah dan kerajaan kuntodarussalam dengan ibu kotanya
kotolamo.
3.2. Saran
Kita harus melestarikan kebudayaan
di negara ini dan harus menjaga peninggalan yang ada sejak zaman dahulu. Dan
kehidupan sejarah masa lalu harus dijadikan pedoman supaya kita tidak hidup
terbelakang seperti dulu, tetapi harus semakin maju dan maju seperti alur zaman.
Diharapkan setelah membaca makalah ini kita dapat menambah wawasan mengenai
sejarah kebudayaan yang ada di daerah kita ini. Dan semoga kita bisa menjaga
peninggalannya sebagai warisan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
universitas riau. 2006. Sejarah riau,
masa kolonialisme hingga kemerdekaan RI. Pekanbaru : PT Sutra Benta Perkasa
Gema riau.
1971-1972. Riau dalam perang kemerdekaan
194-1949. Tahun V
Jawatan
penerangan provinsi sumatra tengah. Republik
indonesia. Provinsi sumatra rengah.
Nurbahrij,
yusuf. 1966. Riau dan sahamnya dalam
revolusi jilid 1. Pekanbaru: UP Telaga karya.